Lomba menulis siswa
Menghadapi Sekolah Online yang
Asyik dan Menyenangkan
Berawal dari Sekolah Harapan Bangsa. Seorang pelajar bernama
Radit, duduk di kelas 7. Radit sangat tidak menyukai
pembelajaran jarak jauh atau sekolah online, karena dia tidak bisa
bertemu dengan temannya. tapi walaupun begitu orang tuanya selalu menyemangati
Radit agar tetap semangat untuk sekolah online.
DI suatu hari, Saat pembelajaran berlangsung di Zoom, waktu pembelajaran dimulai, temannya Radit, yang bernama Alvin
melihat ekspresi dari wajah Radit
yang terlihat tidak bersemangat dan menunjukkan ekspresi bosan. Saat waktu istirahat tiba, Alvin mengirim pesan
singkat melalui whatsapp
kepada Radit.
“Radit, kamu tadi kenapa mukanya kayak bosen gitu ?”, tanya Alvin .
“Iya aku kan
bosan sekolah online” jawab
Radit.
“Iya sih, aku juga kemarin baca blog kamu, kalo kamu bosan
sekolah online, tapi kita juga harus
bisa beradaptasi juga, walaupun sekolah online, kita tetap semangat, dan juga
biar ulangan nanti kita bisa mendapatkan
nilai yang bagus”
“Makasih ya fi dukungannya” kata Radit .
“Yoi sama-sama”
Setelah itu mereka belajar
buat persiapan ulangan. Saat Radit sedang mengerjakan ulangan, Radit selalu berpikir, bagaimana cara agar tetap selalu merasa semangat saat sekolah online.
Setelah selesai mengerjakan ulangannya, Radit
pun langsung menekan tombol “submit”. Dan ternyata Radit mendapatkan
nilai 95, tiba- tiba Alvin mengirim
pesan melalui whatshapp ke Radit dan mengatakan kalo nilai
dia 90, Radit juga memberitahukan bahwa dia memperoleh nilai 95.
Radit
pun setelah itu masih memikirkan, tentang bagaimana agar dia tetap semangat
saat sekolah online. Dia tidak ingin karena kebosanannya terhadap sekolah online
akan mempengaruhi prestasi
belajarnya di sekolah. Terlebih setelah sebelumnya dia mendapat nilai matematika tertinggi
di kelasnya. Radit termotivasi mencari cara efektif agar dia tidak bosan dalam
pembelajaran online yang akan berlangsung entah sampai kapan
berakhirnya.
Saat
Radit membuka blognya, ada seseorang
yang membaca blognya, memberikan komentar pada blognya, menyarankan Radit untuk coba mengubah suasana
dari tempat belajarnya atau menghias ruangannya agar terlihat menyenangkan dan
tidak membosankan atau dengan kata lain pilih
suasana favorit sesuai keinginan. Radit pun merasa tertarik atas saran
tersebut, dan dia pun mencoba meminta
izin ke mamanya untuk dibelikan peralatan untuk menghias kamarnya, terutama meja belajarnya dengan hiasan-hiasan
bertemakan karakter dari anime yang dia sukai.
“Mah,
aku boleh ga minta tolong dibelikan hiasan-hiasan buat ngehias ruangan gitu, terutama buat meja belajarku, biar aku ga
bosen belajar online di kamar. Jenuh banged Mah
rasanya. Kan ada tuh aku pernah liat hiasan dari karakter anime yang aku suka
itu loh Mah, boleh yaa boleh?”, Radit
pun memohon kepada mamanya.
“Hmm..gimana yaa…boleh
ga yaaa..hmm okedeh boleh, tapi janji ya kamu
harus semangat belajarnya?
Jangan ngeluh bosan lagi, nanti nilaimu turun loh kalau kamu merasa bosan terus, karena rasa bosan
menyebabkan rasa malas belajar”. Mama Radit mengabulkan permintaan Radit.
Setelah mendengar jawaban mamanya,
seketika Radit langsung merasa senang dan merasa bersemangat untuk belajar lebih
giat.
Peralatan dekorasi
untuk menghias kamarnya
pun akhirnya tiba di rumah setelah dibelikan
oleh mamanya Radit. Mamanya Radit membantu Radit mendekorasi kamarnya sesuai keinginan Radit. Radit
pun terlihat sangat senang sekali. Kini, kamar
yang menjadi ruangannya belajar terlihat lebih mengasyikan, dan menambah
semangat pada diri Radit.
Keesokan
harinya, Alvin merasa heran, Radit terlihat lebih ceria dan bersemangat, ketika
on-camera pada pembelajaran. Ketika
pembelajaran selesai, Alvin mengirim pesan melalui whatsaap kepada Radit.
Alvin
bertanya ke Radit, karena Ada yang beda.
Radit pun bercerita bahwa dia dapat saran
dari teman di blog aku, untuk mencoba menghias
kamar tempat biasa belajar,
dengan tema karakter anime yang Radit suka, biar terasa lebih berwarna,
menyenangkan dan tidak membosankan.
Setelah
mendengar itu, Alvin terasa senang, karena Radit tidak merasaakan bosen lagi.
Alvin juga menyarankan Radit untuk mengikuti lomba menulis, karena saat dia
membaca blognya, ceritanya sangat menarik.
Radit
pun juga tertarik atas saran itu, tapi Radit bingung karena Radit tidak tau
info tentang lomba menulis. Si Alvin
pun menyuruhnya nunggu indo dari sekolah, karena Alvin dapet info kalo misalnya akan diadakan lomba menulis cerpen, dan
Radit bisa saja mengikuti lomba menulisnya dan bisa membanggakan Sekolah Harapan Bangsa.
Saat
keesokan harinya, mereka sedang zoom Angkatan, dan gurunya memberitahu kalo ada lomba menulis cerpen, dan pada saat
siang hari, link pendaftaran akan dikirim di
group WA Angkatan. Radit pun langsung kaget dan Bahagia. Di saat siang
hari, Radit pun langsung buru-buru
daftar. Radit pun saat melihat temanya tentang cara beradaptasi dari rasa kebosanan menjadi rasa
kesenangan. Tiba-tiba Radit mendapatkan ide untuk memasukan ceritanya dari kisah hidupnya.
Radit
pun berhari-hari menulis cerpennya untuk lomba, bahkan Radit lebih memakai waktunya untuk menulis cerpen daripada
main game. Saat sedang fokus menulis cerpen,
tiba-tiba sebuah pesan
tertulis di gawainya,
Radit. “Assalamualaikum Radit,” kata gurunnya
“Waalaikumsalam bu,” kata Radit.
Gurunya berkata, “Radit, ibu ada informasi buat kamu.”
“Apa itu
bu ?” tanya Radit
“Jadi
kamu murid yang mewakili sekolah Harapan bangsa untuk lomba menulis cerpen, karena yang mendaftar lomba menulis cerpen
itu hanya kamu dan ibu berharap supaya kamu
bisa mendapatkan medali emas dan membanggakan nama sekolah kita.” Kata gurunya.
“Radit, gimana
lombanya ?” tanya Alvin
“Lumayan capek sih,” jawab Radit
“Ooh gitu, pengumumannya
kemenangan kapan ?”
tanyaAfi .
“2 hari lagi, soalnya
kan hari Sabtu,”
kata Radit
“Oke deh, semangat,” kata Afi “Yoiii” kata Radit, dengan
semangat
Radit
pun tetap semangat
dan percaya diri kalo
dia akan mendapatkan medali emas.
Di hari Sabtu pengumuman pun dibacakan,
“Assalamualaikum WR.WB, hari ini adalah penentuan
kemenangan lomba menulis
cerpen, lomba menulis cerpen ada 40 peserta, di lomba ini, ada 3 medai,
medali emas, medali silver,
dan medali perak,
Apakah kalian siap mendengar para pemenang”“siaapp”, kata para peserta dengan
semangat.
Radit
pun penasaran. Pengumuman lomba terus dibacakan
dengan penuh antusias dan deg-degkan,
“Yang mendapatkan medali emas adalah…..Kale dari sekolah SMP Alwana, yang mendapatkan medali silver adalah…Radit dari sekolah Harapan
bangsa, dan yang terakhir yang mendapatkan medali
perak adalah….Dika dari sekolah
Global.
Radit sangat senang mendengar hal tersebut, walaupun tidak mendapatkan
medali emas. Esoknya
saat zoom Angkatan Radit, ia mendapatkan ucapan selamat dari Kepala Sekolah, para
guru, dan teman-temannya. Sebagai sebuah apresiasi, Semua murid termasuk Alvin dan guru-guru
pun juga bertepuk tangan. Setelah
itu pun Radit jadi tidak bosan lagi atas sekolah online, dan sekarang Radit
memiliki hobi menulis sembari berbagi kisah melalui cerita yang
ditulisnya.
Comments
Post a Comment